Kamis, 11 Juli 2013

SAAT AKU HANYA SEBUAH ATM BERJALAN

Apa yang kalian rasakan saat teman lama menghubungi kalian. Merasa senang? Merasa berharga? Merasa diingat?

Namun bagaimana saat teman tersebut ternyata hanya bermaksud "meminta", berulang berulang dan terus berulang lagi. Tanpa intermezzo, tanpa pendahuluan. Hanya kalimat, "Mer, bisa pinjam uang? Aku butuh bantuan".

Apa pedulinya pada hidupku yang waktu itu baru pindah ke Jakarta dan belum digaji selama berbulan-bulan? Apa pedulinya padaku yang tidak mendapat pesangon, bahkan tidak mendapat sepeserpun gaji terakhirku di kantor lama? Apa pedulinya kalo aku sedang opname saat ini? No, she doesn't even care to me.

Apa dia layak menyebut dirinya teman? Atau aku hanya ATM berjalan dimatanya? Atau mungkin aku memang hanya seonggok ATM berjalan bagi kebanyakan orang, tanpa nilai lebih untuk diingat?

Aku mendelete-nya dari contact BB-ku, semata-mata hanya untuk melindungi diriku sendiri. Aku juga tidak akan mengatakan maaf. ATM tidak punya hati, ATM tidak mengatakan maaf saat dia tidak punya saldo tunai untuk dikeluarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar