Jumat, 31 Januari 2014

MY MOM = WONDER WOMAN

Barusan lihat Kick Andy (watch more: My Dad, My Hero) di Metro TV yang mengundang Tantowi Yahya dan Helmy Yahya. Di sana sempet denger kalimat Tantowi, "Bapak saya selalu berkata, kemiskinan harus berhenti di saya". Bukan bermaksud menyama-nyamakan diri dengan 2 bersaudara yang ganteng dan keren itu. Tapi aku menemukan kisah hidup yang sedikit (*sangat sedikit) mirip denganku (*mengingat aku nggak ganteng juga).

Dibesarkan oleh Mama yang single parent, karena Papa meninggal setelah sakit demam berdarah dan tidak tertolong. Hidup dari deposito yang digerus sedikit demi sedikit, hingga habis tersapu bersih saat krisis moneter di masa kejatuhan Soeharto. Penghasilan Mama sebagai Kepala Biro Administrasi Akademi di Universitas Katolik Widya Mandala tidak cukup besar untuk mencukupi kebutuhan 3 orang anaknya.

Me & Mom @ I Wok - ITC Surabaya
Teringat jelas di kepalaku gaji Mama dihitung di atas kertas tidak cukup untuk membiayai pendidikan kami di sekolah swasta favorit. Tapi dia bilang, "Sekolahmu menentukan masa depanmu". Dengan segala usaha dia bisa dibilang nekad masukin kami ke SMA Kr. Petra 4 dan kuliah di Widya Mandala. (read more: petra 4ukwms)

Mamaku punya jiwa dagang sejati, semuanya dijualin. Mulai dari buka catering, ikutan multilevel OriflameHerbalife, dan Melilea, sampai jualan sprei, buku tulis, buku gambar, air isi ulang, snack (ciki), kacang telor, kacang goreng, bahkan merica dan ketumbar bubuk. She's the real entrepreneur, I said. Hari demi hari, kita hidup bergantung dari mujizat Tuhan.

Aku sok tau apa itu hidup penuh perjuangan, capeknya pulang sekolah dengan 2 jam perjalanan masih harus bikin kacang telor, ngepakin merica dan ketumbar, belom kalo lagi ada pesanan catering. Dan tentunya batin kami pernah memberontak. Kami sangat amat nakal waktu itu, tidak tau berterima kasih kalo boleh dibilang. Aku & Mas Yonas setiap hari terlambat sekolah dan suka bolos (*karena kalo telat kan gerbang sekolah di tutup, #alasan). Bahkan adikku bolos UAS (*ini lebih parah dari gue kan? Hahaha). Stress pasti punya anak-anak kayak gini, tentu saja aku baru menyadari itu belakangan. Aku dulu bahkan pernah berkelit kurang ajar, ".... yang penting kan rangking 10 besar". Dasar bocah!!

Masuk kuliah bukannya belajar mati-matian, malah lebih mentingin organisasi. ".... yang penting IP masih 3 koma kan Ma". Sumpah, aku keterlaluan abis. Herannya Mama sama sekali tidak melarang, tidak pernah marah karena hasratku ke UKM lebih besar dari ke Accounting. Bahkan sangat mendukung saat aku ikutan pencalonan Korbid UKM 1.

Mamaku Wonderwoman sejati. Dengan perjuangannya yang berat itu, dia masih sempat-sempatnya ambil S2 di WM. Meskipun biaya sekolah S2-nya gratis karena dikirim dari Universitas, tapi buku dan biaya lain-lain tetap menghabiskan duit, waktu, dan tenaga yang...huft...!! My good friend, ambillah S2 di WM dan mengertilah sendiri.

Sekarang setelah tau susahnya cari uang, aku penasaran dan menghitung kembali pembiayaan hidup keluargaku dulu. Benar-benar tidak terpikirkan di otakku, kok bisa-bisanya kita hidup kayak gitu dengan duit yang seuprit? Pada akhirnya aku hanya mengerti apa yang mamaku selalu bilang, "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mazmur 23)". Kalo bukan karena mujizat nggak mungkin bisa menyekolahkan 3 anak ke Petra, nggak mungkin Mama kuat mental punya anak seperti kita. Mamaku seorang realis, tapi dia selalu tau dengan sangat jelas Tuhan melebihi akal manusia.

Kadang malu saat mengeluh kerjaan banyak, kurang tidur, kurang makan, dan kurang mandi (*eh). Mama cuma tidur maksimal 2 jam. Dia masak tiap hari dan membawakan kita bekal karena tidak bisa kasi uang saku yang banyak. Dia miris melihat kita yang kegirangan akhirnya boleh makan nasi kerupuk dan kecap, padahal itu karena tidak mampu beli lauk. Dia seorang Kepala Biro dan lulusan S2, tapi masih harus jualan kacang telor dan merica.

Sekarang Mama sudah pensiun dan punya lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri. Saat mendengar suara pesawat melintas di atas rumah, dia selalu beriman Merrie, anak yang bandel ini, pulang Surabaya.

Di Kick Andy, Helmy Yahya bilang saat ada juniornya yang bertanya "Mas Helmy saya mendapat gaji pertama, apa yang harus saya lakukan?". Helmi menjawab, "Berikan pada Ibumu mumpung masih sempat".

Sedikit berbeda, aku bilang, "Gaji pertama, secara utuh... berikan ke Tuhanmu. Selanjutnya kamu harus selalu berikan ke Ibumu, meskipun mungkin tidak utuh. Sebanyak-banyak apapun yang kamu beri tidak akan mampu melunasi pengorbanannya, berikan mumpung masih sempat"

Kurasa Mamaku juga seorang pembohong, sama seperti video ini. Lihat dan sadarilah, Mama kalian juga mungkin seorang pembohong.

Rabu, 29 Januari 2014

SUCI MOVE ON KE BI

Rasanya dada bergetar tiap kali menyaksikan teman-teman kita berhasil memperoleh impiannya.
- Ami & Eva yang menikah dan nyata-nyata terlihat jauh lebih bahagia
- Suci yang diterima di Bank Indonesia
- Cori September besok berangkat ke Manchester

Pengumuman Uci Lulus Bank Indonesia 31 Desember 2013, 15.00 WIB
(read more)
Masih ingat dengan jelas tanggal 31 Desember 2013, Cori spesial datang ke ruangan dan bilang "Mer, Uci keterima BI".

AAAAAAAaaaaaa....!!! Kita tereak-tereak dan ketawa-ketawa sendiri di ruanganku, tidak ada kalimat yang sanggup mewakili perasaan. Kita memang cuma penonton dan mungkin sama sekali tidak memberi kontribusi selain doa, tapi aku merasakan euforia itu sedemikian kuat sampe bikin jantung berdegup kencang dan badan gemetar.

Bukan aku ato Cori yang keterima BI, tapi kita senyum-senyum sendiri sampe pulang kantor. Kubayangkan emosi yang dirasakan Uci pasti jauh jauh jauh dan jauh lebih kuat.

Hari ini (29/01/2014) terakhir Uci masuk kantor. Saat aku duduk dan menulis blog ini, seperti ada bagian yang hilang di dada (#meskipun aku ga akan pernah bisa keluarin kata-kata cengeng itu langsung dari mulutku sendiri). Mana suasananya mendukung banget, ujan ~ dingin ~ sepi

Suci, Kiki, dan aku
Upacara 17'an di Lapangan Banteng > Kota Tua > Ancol
dalam sehari (sumber & editor: Kiki)
Dear Uci,
Kita pernah tertawa bersama,
pertama kali pakai kacamata item saat mbolang murah 17 Agustus 2013
Saling berbagi lauk saat masih digaji 9 juta untuk 10 bulan
Pernah berusaha jodoh-jodohin dan diambil lagi (#ups, hahahaha. Peace Ci... ciakakaka)
Pastinya kita pernah saling marah, jengkel, dan kecewa
Tapi teman adalah orang yang akan tetap ada dan bertahan sampai akhir
Bukan karena kebutuhan, tapi karena keinginan dan ketulusan
Benar-benar bangga sama Uci, kamu cewe luar biasa

Kulihat dengan mata terbuka teman-teman tercintaku satu persatu meraih impiannya. Aku pun memejamkan mata dan merasakan impianku sendiri ada di depan mata, sangat dekat, ada dalam jangkauan tanganku.

Minggu, 26 Januari 2014

GITAR KITA BEDA NASIB

Ratna, anak kosan, saking pengennya belajar gitar dia pun nekad beli dengan harga minimalis di Bungur.
Dia dengan PD'nya minta aku 'nyetel' senarnya. Please....
Dasar cewe, taunya cuma bisa pakai barang...!! Ga tau cara bikin apalagi perbaiki sesuatu.

Kalimat di atas bukan cuma buat Ratna, tapi juga buat aku. Aku tau cara pakai, tapi kalo ada rusak-rusak.... aku tau kalo harus panggil Yosua, my little brother. Hahahahaha...

  • Komputer rusak > "Yussss.... komputer error"
  • Gitar mendadak fals > "Yuusss.... Gitarmuuu...."
  • Atap bocor > "Yussss... plafon kita pipis"
  • HP lemot > "Yusss... ini diapain?"
  • Muka pacar jelek > "Yuusss, please permak'in pacar gue". (#eh)

Jenasah Gitar Rumah Merrie
yang tewas terjatuh saat bersih-bersih rumah
Terserah gimana caranya, yang penting balik-balik sudah beres.
Di Jakarta gada Yosua, jadi urusan setel-menyetel gitar pun diserahkan ke Putu, pacar Kiki.
Kita para cewe mungkin memang ga tau cara perbaiki barang, tapi yang lebih penting kita selalu tau harus panggil siapa untuk menyelesaikannya. Xixixixi.... (*pembelaan diri)

Tadi siang aku beli senar baru di Gramedia karena senar aslinya sudah karatan. Sayang sekali stok yang tersisa tinggal yang paling murah > otomatis kualitas terendah juga. Biarin lah ya, bulan depan beli lagi. Ratna juga dikasi seneng-seneng aja. Hahahaha.

Setelah bolak-balik konsultasi senar-menyenar tanpa hasil via bbm dengan Yosua, barulah aku tau Gitar di rumah ternyata sudah wafat. Sedih sih, terakhir Natalan dia masih aku peluk, dia hampir seumuran denganku... dia yang dulu menemaniku saat putus cinta, saat pengangguran.
Ya sudahlah. Nabung dulu, suatu hari beli baru.

Sabtu, 18 Januari 2014

EVA BENERAN NIKAH

Eva & Tom (^^)b
11 Januari 2014, Eva beneran nikah cooyyy.....
Meskipun aku ga bisa datang, tapi gregetnya sampe ke hati kok.

Dulu Aku, Eva, & Lingga pernah tebak-tebakan siapa yang bakal nikah duluan.
Aku jawab: Eva > Lingga > Merrie
Padahal saat itu Eva lagi jomblo, dan banyak cowo berderet deketin Lingga.

Mau taruhan apa lagi? Try me baby...
Hahahaha.

Dear Eva, wish u happy forever... (^^)
And every single day you become more beautiful ;)

Kasi ponakan buat aku pleaseeee.... yang mancung tapi ya.   #ups

Senin, 06 Januari 2014

BUKAN GILA KERJA... TAPI KERJA, GILA..!!

"Apakah kalian yakin sudah sangat mengenal diri sendiri?"

Bisa dibilang selama 4 tahun kuliah, sebagian besar temanku adalah anak-anak Fakultas Psikologi, bukan Accounting padahal aku sendiri lulusan Accounting. Dan thank's for all of them, berkat sharing, diskusi, bahkan selalu jadi kelinci penelitians (*penelitian+s < kata kerja jamak), aku bisa mengenal diriku dengan sangat baik.

Super Personality Plus
by  Been Rafanany
Dari 4 Kepribadian yang sudah banyak dibahas di berbagai buku psikologi, aku nyata-nyata adalah kombinasi Koleris-Melankolis (*atau Dominan-Cermat di DISC). Agak menyeramkan, menurut banyak orang karena orang jenis ini adalah pemimpin yang selain penuntut dan ambisius, dia juga perfeksionis, dll.

Apapun itu, setiap kepribadian selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Aku sangat menyarankan kalian baca berbagai buku tentang ini. Sangat membantu kehidupan sosial kita, kecuali kalian emang "nerd" atau penderita heliophobia (*yang ga akan pernah keluar rumah karena takut sinar matahari)

Yang bikin aku kaget adalah saat baca buku "Super Personality Plus" by Been Rafanany, di halaman 25 dia bilang Koleris-man itu "gila kerja" (#can't watch).

Apakah aku termasuk gila kerja? Enggak lah...!!
  • Emang bener waktu baru resign dari pekerjaan pertama dan sempat nganggur 1 bulan, rasanya seperti ga punya harga diri
  • Lagian aku cuma kerja ±12 jam sehari
  • Belakangan emang sakit, badan meriang juga, tapi pas di kantor sembuh... mangkanya gada yang pernah percaya kalo aku update status #sick. Jadi daripada ke dokter bayar mahal, mending ke kantor aja kan kalo mau sembuh?
  • Sempet sih pas orang-orang kantor nggak ngasi kerjaan, pengen resign aja... buat apa digaji tapi diem-diem kayak orang bloon, ga berguna
  • Karena kerja bukan buat cari duit, tapi eksistensi diri
  • Dan kalo bos nambahin kerjaan kita tuh berarti mereka percaya sama kita
  • Semakin banyak kerjaan kita > semakin besar bargaining power kita
  • Ga masalah kalo sekarang disuruh-suruh hal yang menurut orang ga penting & ga material, sini kita kerjain semua > suatu hari aku akan menguasai semua operasional perusahaan
Personality Plus by Florence Littauer
  • Ada patner yang malas, mantap gan...!! Kalian juga melihatnya sebagai kesempatan kan? Ambil aja kerjaannya, bisa dijadiin credit poin buat kita tu
  • Bukannya menyenangkan saat nama kalian selalu dipanggil di semua kejadian?
  • Mulai dari yang paling remeh (*dimana berkas ini/berkas itu?) sampai yang paling penting (*laporan aset beres? Audit BI/Delloite aman?). Si Bos tidak peduli lagi dengan detail teknis kita, dia percaya kita bisa mengatasi semuanya dan hanya menanyakan kesimpulan.
......... Dan setelah kubaca lagi. Yeah, aku rasa aku memang Koleris-man seperti kata Been Rafanany.

Super Highly Recommended buat kalian baca "Personality Plus"by Florence Littauer, terakhir aku baca punya Eva... sebelum buku itu hilang dicuri. ^^